Wednesday, 24 August 2011

14 hari untuk cinta ..

"cinta tidak selamanya untuk memiliki, namun milikilah kenangan indah karena cinta sampai akhir hayat "

Jari-jari Joe menari dengan indah di atas tuts-tuts piano. Setiap nada-nada indah yang ia tekan, berpadu membentuk simphoni dengan suaranya yang syahdu. Sesekali, tepuk tangan meriah dari pengunjung Lounge La Rascasse Hotel diberikan saat ia mengakhiri sebuah lagu. Pria 28 tahun itu hanya tersenyum dan mengucapkan “Thank you” merespons tepuk tangan pengunjung.

Saat akan menyanyikan lagu lainnya, seorang pelayan datang menghampirinya..
“Bung Jo, ini ada request lagu dari seorang cewek di ujung sana. Cantik lho bung!” pelayan itu memberikan secarik kertas dan mengerdipkan matanya.

Joe menaikkan jempolnya tanda ok
Ia membaca lagi tulisan di kertas kecil itu
“Hai, u look so amazing this night. Nyanyiin lagu “LOVE” donk buat aku. Thanks yah!”

Joe mengangkat lagi wajahnya, dan berusaha menebak wanita siapakah gerangan di ujung lounge. Ah, rupanya cahaya lampu yang remang-remang membuat ia cukup kesulitan untuk menerka. Apalagi, wanita itu duduknya agak menyamping dan parasnya terhalangi guci keramik.
Joe mendekatakan lagi bibirnya di pengeras suara.
“Ok, malam ini, saya katakan anda berada di romantic zone. Kenapa? Karena bulan Februari tahun 2010 ini, full of romantic and all about love. Jadi…. anda bisa mengungkapkan lagi cinta anda, mengenang lagi masa-masa indah bersama pasangan anda dan buat yang jomblo, tenang aja…. siapa tahu keajaiban Februari akan datang pada anda..”

Beberapa pengunjung tersenyum dan tertawa ..
“Jadi bener yahhh, ada yang jomblo malam ini? Angkat tangannya donk kalo ada” , tanya Joe dengan semangat ..
Sekelompok eksekutif muda yang duduk paling depan tertawa lepas sambil menunjuk seorang rekan wanitanya. Suasana menjadi gaduh dan meriah
“Beneran nih, mba yang di depan ini masih jomblo? Siapa namanya mba?” , tanya Joe berusaha menghangatkan suasana malam itu
“Vinaaaaaaaaaaaaaaa” , seorang temannya berteriak .
“Ok..ok..buat mba Vina Panduwinata…maksudnya mba Vina yang jomblowati, semoga keajaiban cinta terjadi buat anda di bulan Februari ini”

Wanita yang bernama Vina itu hanya tersenyum malu saat namanya diucapkan Joe.
“Ok, tadi saya dapat request song dari seseorang di ujung sana…yang minta dinyanyikan lagu LOVE. Untuk seseorang itu, this song special for u”

L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very-very, extraordinary..
E…is even more than anyone i can adore
LOVE was made for me and you…

Dan tepuk tangan bergemuruh saat Joe selesai menyanyikan lagu itu.
Selanjutnya, Joe melanjutkan tugasnya itu sampai waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, pertanda ia harus segera mengakhiri job-nya.
Segera ia merapikan piano, memasukan teks-teks lagu ke dalam tasnya dan meneguk segelas bir. Tiba-tiba suara lembut seorang perempuan mengagetkannya.
“Hai Joe…!"

Joe menoleh ke belakang saat ia sedang menunduk mengangkat tasnya. Segera ia berdiri dan merapikan jasnya. Perempuan yang memakai gaun hitam itu tersenyum dengan bibir merah merekah. Mata sipitnya seolah menelan Joe dengan tatapannya. Rambut hitamnya yang diberi warna pirang, berkilau diterpa sebagian cahaya lampu. Sebagian lagi terurai pada leher putihnya. Aroma wangi tubuhnya seolah menusuk di hidung , mengalahkan aroma alkohol dari bir di gelas Joe.
“Jesicaaaaa…..Jesica kaaaaaan?” mata Joe berbinar-binar
Perempuan itu hanya tersenyum saat namanya dipanggil.
“Masih ingat aku ya?” kata Jesica
“Wow…kamu cantik banget Jes!” Joe seolah tidak percaya dengan sosok perempuan yang berdiri di depannya
“Kamu juga sudah beda banget kok! Tapi suaramu tetap indah seperti dulu!” Kali ini gantian Jesica yang memuji Joe
“Ummm…..kamu dah mo pulang?” tanya Jessica
“Begitulah…emangnya kamu juga?” Joe membuat pertanyaan yang sama
“Mo pulang ke mana? Kan aku nginapnya di sini!” jawab Jesica
“Ohhhhhhhhhhhhh!” respon Joe
“Ooooo itu buleeeet, hehehe!” Jesica tertawa melihat tingkah Joe

Joe kemudian mempersilahkan Jesica untuk duduk. Suasana Lounge terlihat lengang dan hanya mereka berdua di situ
“Hei, thanks yah kamu dah nyanyiin lagu itu buat aku!”

“Ohhh…jadi yang tadi request lagu itu kamu? Hmmm..pantesan…!” Joe meneguk lagi bir dari gelasnya
“Pantesan apa?” tanya Jesica
“ohhhh…ngga..ngga kok!” jawab Joe tersenyum
“Tapi jujur saja…kamu terlihat beda banget dengan 5 tahun lalu!” puji Joe
“Masa sih? Ah perasaan kamu saja!” jawab Jesica merendah
“Serius………, hmmm apa ya?”
“Apa coba? Berarti ngga ada kan yang berubah?” Jesica memotong perkataan Joe
“Tambah cant….tik…….. tambah mena….rik….tambah mempe…..sonaaaaaaa….. tambah” . puji Joe yang langsung dipotong lagi oleh Jesica :
“Tambah ngawurrrrr dan gomballlllll….hehehehe!”

Mereka terdiam sesaat. Joe menatap mata Jesica, tetapi Jesica langsung membuang tatapannya pada rintik-rintik hujan di kaca hotel.
“Aku benar-benar ngga nyangka kalau kita bisa ketemu lagi di sini setelah kamu memutuskan studi lagi ke Australia…. 5 tahun itu waktu yang lama Jes!” Joe memecahkan keheningan sesaat itu

Jesica menatap Joe dengan hangat. Sepertinya jawaban Joe seakan membuka lagi kenangan lama yang telah tertutup rapat oleh balutan waktu. Dan malam ini, seolah rintik hujan, keremangan lampu dan bekas-bekas dentingan piano yang masih terngiang di telinga, merajut kembali asmara yang telah lama terpendam di antara mereka.
“Ngga ada yang kebetulan Joe kalau memang kita harus bertemu lagi! Tapi……”

“Tapi apa Jes?”

Jesica menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Ia menatap lagi kaca jendela. Pikirannya melayang lagi, mengingat peristiwa 5 tahun lalu.
_________________________________________________________________________________

1 Januari 2005

Joe hanya tertunduk lemas dan wajahnya memerah saat ayah Jesica memarahi anaknya. Ia tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi kata-kata ayah Jesica sangat keras dan tajam.
“Kenapa kau bawa laki-laki ini ke rumah? Cece, kau bikin malu papa!” , teriak ayah Jesica
“Bikin malu bagaimana papa?” . Jesica berusaha membuat pembelaan
“Eh….. kau asal mana? Ambon toh?” Ayah Jesica menunjuk Joe
Joe hanya mengangkat wajahnya dan memberanikan diri menatap pria itu. Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Pikirannya hanya satu, menenangkan hatinya dan berusaha menguasai emosinya.
“Ia ko!” jawab Joe lemah
“Papa…..kenapa papa bawa-bawa suku segala macam! Kalau Joe pacaran dengan cece, memangnya ada yang salah?” Jesica tetap memberikan pembelaan .
“Salah sekaliiiiiii ceceeeee……. Kita punya keluarga semua kawin dengan keturunan Tionghoa, cece jangan buat masalah dan bikin malu keluarga!”

“Papaaaaaa, Joe juga sekolah dokter sama dengan cece, lalu kenapa papa tidak sukaaaaa?” Jesica meninggikan suaranya
“Dia mo dokter, mo insinyur, mo professor, pokoknya kalau papa bilang tidak….ya tidak…jangan cece berani bantah! Cece ingat yaaa, kemarin Ai Ling telepon papa dari Singapura, dia punya keponakan yang satu umur dengan koko, baru selesai sekolah dokter juga. Ai Ling bilang, kalau bagaimana-bagaimana, papa mau kasih jodoh cece sama dia!"

“Apa? papa pikir gampang cece mo dikasih jodoh begitu? Ngga….cece ngga mau!” Jesica berdiri dan menarik tangan Joe dan berjalan menuju pintu keluar
“Eh….cece…cece kau mau kemana? Ok…kalau begitu, kau urus saja kau punya diri sendiri….!" Teriak ayahnya

Braaaaaaaak!
Jesica membanting pintu rumah dengan keras
__________________________________________________________________________________

14 Februari 2005


Joe membaca kartu ucapan Valentine Day dari Jesica dengan hati miris. Wajahnya berubah suram dan lemas. Seolah ia tidak bisa menerima semua yang terjadi semenjak hubungannya ditentang habis-habisan oleh keluarga Jesica. Seribu pertanyaan muncul di hatinya. Kenapa cinta yang seharusnya hadir untuk menyatukan perbedaan, ternyata hancur karena gengsi, ego dan harga diri? Kenapa lagi-lagi perbedaan adalah sebuah masalah? Kenapa cinta tidak bisa berdiri sendiri sebagai sebuah cinta yang murni, tanpa ada yang meracuninya? Kenapa selalu cinta yang dipersalahkan? Aghhhhh……….

“Happy Valentine Day say…. Maaf, mungkin ini adalah kartu terakhir dariku semenjak kita pacaran. Jujur, aku ngga bisa tahan dengan sikap keluargaku yang terus menerus menentang hubungan kita dan memaksaku menikah dengan Robert. Semoga keputusanku untuk melanjutkan studi ke Australia, bisa melepaskanku dari tekanan ini. Mungkin aku bukanlah yang terbaik untukmu Joe, tetapi bagiku, kehadiranmu selama ini sangat memberi arti dalam hidupku. Aku ngga mau, kehadiranku hanya menjadi batu sandungan dan beban dalam hidupmu. Aku mau, kamu benar-benar melupakan aku dan tetap mengingat kisah cinta kita sebagai kenangan terindah. Kita memang ngga mungkin bisa bersama-sama lagi Joe, tetapi jika keajaiban cinta terjadi, kita pasti dipertemukan lagi.

Much love for u ,
Jesica Lie


Dan selama 5 tahun berjalan, benar-benar tanpa komunikasi. Jesica benar-benar menutup dunianya rapat-rapat. Hanya meninggalkan jejak-jejak cinta yang membekas di hati Joe.
___________________________________________________________________________________

La Rascase Lounge, 22.35 WIB


“Eh….kamu hebat yaaaa, job nyanyimu tetap jalan…kirain setelah jadi dokter, kamu ngga nyanyi lagi! Emang kenapa nih, apa kurang ya gaji dokter? Hehehe.” Jesica mengalihkan pembicaraan
Joe tidak bergeming sedikitpun dengan gurauan Jesica. Ia tetap menatap Jesica dengan tajam.
“Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi Jes…!” tanya Joe
“Pertanyaan yang mana? Ah, aku cuma bercanda kok!” Jesica berkilah
“Ngga Jes…aku bukan baru sekarang mengenal kamu…..kamu menyimpan sesuatu kan? Kenapa Jes? Aku masih mencintai kamu kok seperti dulu!” kata Joe
“Nggak….nggak Joe…. Aku balik ke kamar ya!” Jesica berdiri

Dengan cepat Joe berusaha menahan Jesica dan memegang tangannya. Ia terhenti dan menatap Jesica saat tangannya memegang cincin yang terpasang di jari Jesica.
“Jes…..ka…kamu?” tanya Joe
Jesica melepaskan tangannya dari genggaman Joe dan berlari menuju pintu hotel. Ia tak menghiraukan teriakan Joe yang mengikutinya. Ia terus berlari dan menerobos rintik hujan malam itu. Ia biarkan tubuhnya basah dan terhenti sampai tangan Joe memegang pundaknya dari belakang
“Jes….Jes…jelaskan ke aku donk!” teriak Joe
“Aku telah bertunangan Joe.. dan aku akan menikah esok di tempat ini!” jawab Jesica dengan air mata yang mengalir bersama rintik hujan yang membasahi wajahnya.
“Ka….kamu….. aghhhhhhhhh!” Joe memegang kepalanya dan berlari masuk ke hotel
“Maafkan aku Joe!” air mata Jesica mengalir bercampur bersama rintik hujan yang membasahi wajahnya. Ia biarkan gejolak perasaannya menari bersama hujan.
______________________________________________________________________

14 Februari 2010

Jari-jari Joe menari lagi dengan indah di atas tuts-tuts piano. Ia melantunkan lagu “Because of You” dengan suara yang syahdu. Namun hatinya tegar ketika lagu yang ia lantunkan itu, menghantar Jesica bersama calon suaminya berjalan memasuki taman hotel, tempat dilangsungkannya pernikahan mereka.

Because of you
My life has change
Thank you for the love and the joy you bring
Because of you
I feel no same
I tell the world
Is because of you
------------THE END-----------
source : 14 hari untuk cinta

how do you think guys ?  
nice story ? haha
love love love ..
it's all bout' love :) 

1 comments:

Pigky said...

<3.<3 What a nice story ! :))

Post a Comment